-->

Notification

×

Kompolnas Tegaskan Tak Ada yang Ditutup-Tutupi soal Ojol Tewas Dilindas Brimob

Jumat, 29 Agustus 2025 | Agustus 29, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-28T19:26:55Z

 Kompolnas Tegaskan Tak Ada yang Ditutup-Tutupi soal Ojol Tewas Dilindas Brimob


Kompolnas Geram, Tuntut Penegakan Hukum Transparan dalam Kasus Ojol Tewas Dilindas Rantis

Jakarta — Kasus tewasnya driver ojek online, Affan Kurniawan, usai dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob terus bergulir. Anggota Kompolnas, M Choirul Anam, mendatangi RSCM dan menyebut keluarga korban menuntut keadilan penuh atas tragedi yang menyulut kemarahan publik.

“Mereka menyampaikan pesan agar proses keadilan ini bisa maksimal. Kami juga sudah bertemu Kadiv Propam dan teman-teman Brimob, menegaskan komitmen penegakan hukum tanpa pandang bulu,” tegas Anam, Jumat (29/8/2025).

Menurut Anam, tujuh anggota Brimob yang berada di dalam rantis telah diamankan dan berstatus terperiksa. Namun ia menekankan, status mereka harus segera diperjelas agar tidak menimbulkan spekulasi. “Apakah dipatsus atau tidak, saat ini masih diperiksa. Yang jelas mereka sudah diamankan dan diperiksa. Statusnya sekarang terperiksa,” ujarnya.

Dalam pertemuan dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, keluarga korban kembali meluapkan rasa kehilangan sekaligus mendesak keadilan. Kapolri pun menyampaikan permintaan maaf langsung dan berjanji mengusut kasus secara transparan. “Kami diberi akses seluas-luasnya untuk mengawal proses hukum ini. Itu komitmen Kapolri,” ungkap Anam.

Kompolnas memastikan akan mengawal kasus ini hingga tuntas. Anam menegaskan, siapapun yang terbukti bersalah harus dihukum tegas. “Apapun pelanggarannya, harus ada sanksi hukum yang jelas. Tidak boleh ada yang ditutup-tutupi,” katanya dengan nada keras.

Tak hanya itu, Kompolnas menyoroti dampak sosial yang ditinggalkan. Affan dikenal sebagai tulang punggung keluarga. “Keluarga meminta pemulihan. Korban masih muda, salah satu pilar ekonomi keluarga. Ada adik kecil yang kini kehilangan figur penting,” ucapnya.

Anam menegaskan tragedi ini harus jadi alarm bagi Polri. “Ini pelajaran bersama, polisi tidak boleh emosional apalagi melakukan tindakan kekerasan terhadap rakyat. Publik punya hak menyampaikan aspirasi, tapi harus dengan damai. Negara wajib hadir melindungi, bukan melukai,” tandasnya.

×
Berita Terbaru Update