Polri Selidiki Isu Keterlibatan Riza Chalid di Balik Aksi Rusuh
Dugaan Bos Migas Riza Chalid Dalang Rusuh Demo, Istana Mulai Buka Kartu
Jakarta – Gelombang unjuk rasa yang berubah menjadi aksi anarkis di berbagai daerah kian memicu tanda tanya besar. Sejumlah gedung pemerintahan terbakar, mulai dari DPRD Sulsel, DPRD Makassar, DPRD Cirebon, Gedung Negara Grahadi Surabaya, DPRD Solo, DPRD Kediri, hingga DPRD NTB. Ledakan kerusuhan ini membuat publik bertanya: siapa yang bermain di balik layar?
Nama lama kembali mencuat: Riza Chalid, sosok yang sejak lama disebut-sebut sebagai “raja migas” sekaligus figur misterius di balik berbagai pusaran politik dan bisnis energi.
Benarkah Ada Tangan Riza di Balik Rusuh?
Spekulasi kian panas setelah tiga menteri Kabinet Prabowo secara kompak mengunggah pesan dukungan di Instagram. Dalam unggahan itu, disebut terang-terangan bahwa Presiden saat ini berani melawan “mafia migas”, bahkan menyinggung nama Riza Chalid beserta anak dan kroninya.
Unggahan itu memuat kalimat yang menohok:
“Tidak pernah ada pendahulu berani membongkar mafia Riza Chalid dan anak-anak serta kroni-kroninya. Mereka bersama orang-orang itu mencuri kekayaan negara.”
Pesan keras tersebut sontak memantik spekulasi: apakah kerusuhan belakangan ini bukan sekadar spontanitas rakyat, melainkan manuver balik kelompok yang merasa kepentingannya terusik?
Prabowo Mulai Menyebut Mafia
Presiden Prabowo Subianto tidak tinggal diam. Saat menjenguk korban di RS Polri, Jakarta Timur, ia secara gamblang menyebut ada indikasi kelompok tertentu yang dengan sengaja menciptakan kekacauan.
“Kita sudah punya indikasi. Ini bukan soal aspirasi rakyat, tapi ada niat bikin rusuh, mengganggu kehidupan rakyat, dan menghancurkan pembangunan nasional,” tegas Prabowo, Senin (1/9/2025).
Lebih jauh, ia menegaskan siap berhadapan dengan mafia migas, beras, hingga minyak goreng. “Saya tidak akan mundur. Sekuat apapun mereka, saya akan hadapi atas nama rakyat,” kata Prabowo.
Strategi Mengadu Rakyat?
Sejumlah analis menilai aksi-aksi pembakaran gedung DPRD di berbagai daerah punya pola yang sama: massa tiba-tiba bertindak brutal, target jelas fasilitas negara, dan dilakukan oleh kelompok yang bukan berasal dari lokasi demo.
Skema ini, kata pengamat, mirip “operasi hitam” untuk memancing amarah publik sekaligus melemahkan legitimasi pemerintah.
“Kalau benar ada keterlibatan figur sekelas Riza Chalid, ini bukan sekadar rusuh biasa. Ini bisa dibaca sebagai perlawanan balik mafia terhadap upaya pemerintah menertibkan jalur migas dan bisnis energi,” ujar seorang analis politik.
Kapolri Turun Tangan
Kapolri Jenderal Listyo Sigit memastikan penyelidikan tengah berjalan. Polri, kata dia, tidak hanya memburu pelaku lapangan, tetapi juga menelusuri aktor intelektual hingga pihak yang diduga mendanai kerusuhan.
“Semua akan diusut tuntas, termasuk siapa yang menggerakkan dan siapa yang membiayai,” tegas Listyo.
Gelombang Panas Politik-Ekonomi
Kisruh ini menandai eskalasi baru dalam pertarungan antara pemerintah dengan jaringan mafia lama yang selama ini disebut-sebut tak tersentuh hukum. Jika benar Riza Chalid berada di balik layar, maka apa yang terjadi bukan sekadar kerusuhan jalanan, melainkan benturan besar antara kekuasaan politik dan oligarki energi.
Kini publik menunggu: akankah aparat berani menyingkap sampai ke akar, atau kasus ini kembali tenggelam seperti banyak kasus besar lainnya?