TikTok Tanggapi Kabar Pemutusan Hubungan Kerja Massal di Tokopedia
PHK Massal di TikTok-Tokopedia: 420 Karyawan Terpangkas, Shopee Merajai Pasar
Jakarta – Kejutan besar mengguncang dunia e-commerce Indonesia. TikTok-Tokopedia dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 420 pegawai, dua bulan berturut-turut, menyusul evaluasi internal perusahaan yang dinilai untuk menyesuaikan struktur organisasi.
PHK tahap pertama terjadi pada Juli 2025, menimpa 180 karyawan. Sebulan kemudian, 240 karyawan tambahan terdampak. Kabar ini memicu kekhawatiran di kalangan pekerja, terutama yang terlibat dalam operasional Tokopedia yang kini berada di bawah TikTok.
Juru bicara TikTok menegaskan bahwa langkah itu bagian dari strategi untuk "memperkuat organisasi dan memberikan layanan lebih baik kepada pengguna". Namun, banyak pihak mempertanyakan apakah keputusan ini juga terkait posisi Tokopedia yang semakin tersingkir di pasar e-commerce Indonesia.
Berdasarkan riset APJII 2025, Shopee masih menguasai pasar, diakses oleh 53,22% pengguna internet, jauh di atas TikTok Shop (27,37%) dan Tokopedia (9,57%). Dominasi Shopee terlihat lintas generasi, dari Gen Z hingga Baby Boomers, bahkan Pre Boomers tercatat 100% memilih Shopee. Secara gender, Shopee juga memimpin dengan 54,03% laki-laki dan 52,39% perempuan menggunakannya.
Fenomena ini memperlihatkan tekanan besar bagi TikTok-Tokopedia, yang meskipun meningkatkan penetrasi belanja daring, masih kalah agresif dibanding Shopee. Survei juga menunjukkan pola belanja masyarakat Indonesia: sekitar 30,34% transaksi beberapa kali dalam sebulan, dengan mayoritas menghabiskan Rp100.001–Rp500.000 per bulan. Produk favorit? Pakaian dan aksesoris (43,74%), diikuti produk kecantikan, rumah tangga, dan makanan.
Namun, di balik tren positif belanja daring, masyarakat juga menunjukkan skeptisisme: 53,97% lebih suka membeli langsung, dan 38,72% khawatir dengan kualitas barang online.
Analisis pakar: PHK massal ini bisa jadi alarm bagi e-commerce yang gagal mempertahankan posisi pasar. TikTok-Tokopedia harus segera membuktikan strategi mereka, jika tidak, dominasi Shopee diperkirakan akan makin menguat, sementara reputasi dan loyalitas karyawan semakin terkikis.
Bagi pegawai yang terdampak, ini menjadi momen krisis sekaligus bukti pahitnya persaingan e-commerce di Indonesia. Pertanyaannya: apakah TikTok-Tokopedia bisa bangkit kembali, atau justru makin terdesak di pasar yang kejam ini?